Wednesday, March 22, 2023

MULAI DARI DIRI TOPIK 5 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_SILVIA GINTA KIRANA_1922730158

MULAI DARI DIRI – TOPIK 5

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 

1.        Apa saja yang harus dievaluasi untuk pembelajaran berdiferensiasi?

Yang harus dievaluasi dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah apakah seorang guru benar-benar sudah melakukan observasi tentang pemetaan kebutuhan peserta didik yang mencakup tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil peserta didik sebelum melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi.

 

2.        Bagaimana cara Anda memastikan bahwa Anda sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi?

Cara untuk memastikan bahwa saya sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah saya telah memahami  minat dan keinginan peserta didik yang di tuangkan dalam strategi dan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran.

 

3.        Apa yang harus Anda lakukan untuk memastikan pembelajaran berdiferensiasi berjalan dengan baik?

Yang harus dilakukan untuk memastikan pembelajaran berdiferensiasi berjalan dengan baik adalah:

a.         Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar peserta didik yang dapat dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket.

b.        Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)

c.         Mengevaluasi dan refleksi pembelajaran yang sudah berlangsung

 

 



 

Monday, March 20, 2023

MULAI DARI DIRI TOPIK 4 - PROYEK KEPEMIMPINAN I "Gambar proyeksi peluang, tantangan, serta penyimpangan perencanaan"

 

PROGRAM PROFESI
PENDIDIKAN EKONOMI PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2
TAHUN 2023

MULAI DARI DIRI TOPIK 4
PROYEK KEPEMIMPINAN I

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Sitti Hartinah DS, MM

disusun oleh :
Kelompok 1

Gambar Proyeksi Peluang, Tantangan Serta Penyimpanan Perencanaan 





TOPIK 5 RUANG KOLABORASI LITERASI LINTAS MATA PELAJARAN - Perjalanan Strategi Literasi Silvia Ginta Kirana

 

CARA MERANCANG NARATIF LITERASI YANG MENARIK

UNTUK  DIBAGIKAN KEPADA PUBLIK

 

Membagikan berbagai hal atau pengalaman kepada publik tentunya tidak serta - merta asal berbicara dan membahas topik tanpa arah yang jelas, pembahasan yang dibagikan perlu dikemas menjadi naratif literasi yang tepat sehingga apa yang dibicarakan menjadi topik pembahasan menarik dan bermakna bagi pembicara sendiri maupun pendengar.

Sebelum memulai langkah-langkah untuk membuat naratif literasi, perlu diketahui hal yang paling utama adalah pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan naratif literasi. Naratif literasi terdiri dari kata naratif dan literasi. Naratif berawal dari kata narasi, menurut KBBI kata narasi memiliki makna mengurai atau menjelaskan, dalam hal ini narasi merupakan sebuah prosa yang subjeknya merupakan suatu rangkaian kejadian. Kata kedua yaitu literasi, menurut KBBI literasi memiliki arti kemampuan menulis dan membaca. Sehingga naratif literasi merupakan karya tulisan yang memiliki makna cerita, terdiri atas serangkaian paragraf yang ditulis sedemikian rupa.

Setelah memahami apa yang dimaksud dengan narartif literasi, kemudian perlu diketahui langkah-langkah membuat naratif literasi yang tepat. Hal ini bertujuan agar tulisan atau cerita yang dibagikan kepada khalayak memiliki alur yang jelas, tidak berantakan, serta terlihat menarik.


 

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1.      Pilih tema yang menarik.

Alangkah lebih baik ketika tema yang dipilih memiliki amanat atau manfaat untuk disampaikan. Untuk mempermudah memilih tema yang menarik, kita dapat mencari referensi dari beberapa buku, baik fiksi maupun non fiksi. Jika buku tersebut memuat fiksi, maka bacalah ceritanya. Jika berupa pengetahuan, maka baca dan pahami informasinya.

2.      Tentukan target

Tentukan target pembaca atau pendengar yang akan menikmati narasi tersebut.

3.      Rencana alur

Siapkan rencana alur utama.

4.      Tentukan peristiwa

Tentukan peristiwa yang akan dibahas pada bagian awal, tengah dan akhir.

5.      Jelaskan

Jelaskan secara rinci peristiwa tersebut sedetail mungkin.

6.      Terima kritik dan saran

Terima kritik dan saran sebagai bahan evaluasi untuk merancang naratif literasi selanjutnya. Karena pada dasarnya literasi adalah menulis dan membaca, berbicara dan mendengarkan, maka perlu adanya umpan balik agar menjadi interaksi yang saling melengkapi.

Kegiatan literasi dapat dilakukan di mana saja dan dengan berbagai cara. Hal ini tentunya menjadi upaya untuk memperbaiki tingkat literasi bangsa Indonesia yang masih tergolong rendah. Salah satu lingkungan yang sangat perlu diterapkan kegiatan literasi adalah lingkungan sekolah. Maka, kami merekomendasikan beberapa kegiatan literasi yang dapat diterapkan di sekolah.

Kegiatan literasi tersebut adalah sebagai berikut.

1.    Membuat jadwal wajib kunjungan perpustakaan bagi peserta didik.

2.    Membuat majalah dinding yang memuat ajakan atau himbauan untuk memotivasi peserta didik untuk gemar membaca dan menulis.

3.    Membuat pojok baca di setiap kelas sebagai fasilitas peserta didik untuk menerapkan kegiatan literasi selain di perpustakaan.

4.    Menerapkan kegiatan membaca buku selain buku pelajaran sebelum dimulainya kegiatan belajar mengajar.

5.    Menerapkan kegiatan merangkum setelah membaca, hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami informasi apa yang telah mereka dapatkan dari buku tersebut, hal ini pula menjadikan peserta didik terbiasa dengan membuat karya tulis literasi.

Sehubungan dengan zaman yang semakin berkembang dan era perubahan yang membawa teknologi, maka kegiatan literasi dibutuhkan pula kemajuan, agar masyarakat sebagai pengguna teknologi tidak buta informasi. Maka dibutuhkan paham literasi digital.

Kegiatan literasi digital yang dapat dilakukan oleh peserta didik di sekolah adalah sebagai berikut.

·  Membaca materi pelajaran atau karya fiksi dalam bentuk e-book atau e-text book melalui aplikasi digital yang resmi.

·    Menulis karya hasil literasi yang diterbitkan di internet, sehingga sasaran pembaca dapat lebih luas lagi. Beberapa platform yang dapat dimanfaatkan yaitu website, blog, wattpad, dan sebagainya.

·      Menerapkan kegiatan pembelajaran secara daring untuk mengasah kemampuan teknologi peserta didik.

Memahami makna naratif literasi dan mempelajari langkah-langkah menerapkan kegiatannya, serta mengetahui kegiatan literasi yang dapat dilakukan di sekolah, hingga mendapat opsi keluaran hasil karya literasi digital pserta didik, diharapkan minat baca generasi muda dapat meningkatkan literasi bangsa Indonesia menjadi lebih baik, sehingga membuat pendidikan di Indonesia menjadi setara dan mampubersaing dengan negara maju lainnya.

Naratif Literasi - Perjalanan Strategi Literasi

Oleh : Silvia Ginta Kirana

Pendidikan dan pengajaran tidak dapat dipisahkan. Menginjak pada langkah mengikuti PPG Prajabatan yang insyaAllah menjadi calon guru professional, dimana menurut Ki Hajar Dewantara guru adalah guru membaca. Namun berbicara mengenai perjalanan literasi setiap individu dengan kata lain nantinya kita juga harus mengajarkan berbagai strategi literasi untuk membantu peserta didik mengembangkan kemampuan literasinya merupakan salah satu hal yang menarik bagi saya.

Menikmati membaca buku sendirian merupakan hal yang menjenuhkan dan cepat mengantuk bagi diri saya untuk saat ini. Kegiatan literasi yang saya lakukan saat duduk dibangku sekolah dasar sangat berbeda dengan yang saya lakukan saat ini. Karena saat duduk dibangku sekolah dasar saya menyukai kegiatan membaca, apapun saya baca secara lantang dan percaya diri setiap membaca tulisan meskipun terkadang masih beberapa salah ucap. Sering kali keluarga memberikan saya apresiasi terhadap apa yang saya lakukan sehingga hal itu mendorong semangat saya untuk membaca terutama membaca buku mata pelajaran. Seriring berjalannya waktu, membaca buku mata pelajaran merpakan salah satu kewajiban yang saya lakukan bukan karena hobi melainkan karena tanggung jawab akan tugas yang diberikan oleh guru. Tidak cukup membaca satu atau dua kali untuk mendapatkan pemahaman teks, seringkali saya ulangi dan membaca dengan keras. Apabila sedang dilaksanakan ulangan tengah semester, kepribadian saya akan memahami teks semakin sulit karena ada rasa cemas tidak dapat memahami teks yang saya baca kemudian berakibat saya tidak mampu menjawab soal dengan baik dan tidak memiliki nilai yang sempurna. Pada sekolah dasar hingga sekolah menengah atas semakin banyak teori yang harus kita pelajari, semakin tinggi level pemahaman teks bacaan maka semakin serius saya memahami teks bacaan tersbeut, dan membutuhkan suasana yang hening.

Suatu ketika akan dilangsungkan ujian nasional, berbagai persiapan telah saya laksanakan dengan baik, mengikuti les ganesha operation, aktif menjawab laithan soal-soal, aktif meminta laithan soal kepada guru secara pribadi, namun masih ada satu yang menjadi PR bagi saya yaitu belajar secara santai. Kemudian ibu saya memberikan masukkan strategi membaca diselingi dengan musik agar otot tidak terlalu tegang secara terus menerus, diselingi menonton hiburan namun tidak terlena akan waktu, atau makan sesuatu yang saya senangi. Terlebih lagi setelah lulus SMA nanti apabila saya menjadi anak kos, ibu saya berpesan bahwa kita harus berusaha untnuk belajar dalam kondisi apapun, karena akan ada banyak hal di luar sana yang menjadi luar kendali kita. Misalnya suasana kos yang ramai, suasana kelas yang banyak bercanda, untuk itu saya harus belajar menerima segala situasi dengan lapang agar bisa belajar dengan tenang.

Setelah duduk dibangku perguruan tinggi, strategi literasi yang awalnya saya lakukan secara serius, suasana harus hening, tidak aada musik atau orang yang berbicara, alhamdulillah sekarang saya belajar untuk fokus, tidak mudha terdistrak dengan situasi lingkungan. Saat ini saya bisa melakukan kegiatan literasi di luar rumah dengan suasana ramai, diselingi bercanda gurau bersama teman-teman, sambil nongkrong atau belajar sambil berdiskusi.

Terlebih lagi setelah saya mengikuti perkuliahan mata kuliah literasi lintas mata pelajaran, ternyata kegiatan literasi ini tidak hanya sekedar kegiatan membaca, menulis, namun juga dapat menggunakan berbicara, melihat maupun mendengarkan. Dari berbagai kegiatan literasi tersebut, hal yang paling syaa sukai adalah kegiatan literasi mendengarkan dan melihat secara langsung. Kemudian saya menyadari bahwa satu hal sederhana apa yang kita lakukan saat ini, apa yang kita baca, kita lihat, kita dengar saat ini akan menjadi hal yang bermanfaat dihari berikutnya apabila kita mengambil nilai positifnya, dan seiring berjalannya waktu kemampuan literasi akan berpengaruh terhadap pembawaan diri seseorang di masa yang akan datang.

 

Tuesday, March 14, 2023

Refleksi Akhir PPL 1 - Silvia Ginta Kirana



Hasil Refleksi

 

Kegiatan refleksi pada siklus 3 ini menggunakan perencanaan pada pertemuan ke 8, dimana kegiatan refleksi dilakukan dua kali yaitu pada saat sebelum pembelajaran dan pada saat setelah pembelajaran yang ditanyakan secara lisan.Kegiatan refleksi diambil dari materi pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai komunikasi lisan mengenai jenis rapat, kemudian berlatih membuat dialog telephone yang dikirim melalui e-mail, kemudian menanyakan praktik perkantoran apa yang ingin peserta didik?

Hasil refleksi menunjukkan sebagian besar peserta didik ingin praktik bertelephone, menggunakan mesin penghancur kertas, laminating dan mesin ketik manual. Setelah hasil refleksi peserta didik saya konsultasikan dengan guru kela, maka guru kelas mengarahkan untuk praktik bertelephone. Dan materi berikutnya adalah masuk pada materi sistem informasi manajemen dan komunikasi kantor. Untuk itu agar pembelajaran dapat berjalan efektif maka dapat dilakukan implementasi koneksi antar materi sebagai berikut :

1.      Belajar sarana komunikasi modern yaitu video conference membuat jadwal zoom dan google meet.

2.      Komunikasi lisan dengan cara persentasi menyiapkan bahan untuk dipersentasikan yaitu materi tentang zoom atau google meet.

3.      Serta koneksi materi bertelephone di sela waktu pembuatan tugas.

Kemudian pada proses pembelajaran, guru model telah menanyakan bagaimana perasaan peserta didik saat itu menerapkan koneksi antar materi?

Peserta didik merasa antusias dalam menyelesaikan tugasnya karena sebelumnya belum pernah dilakukan, dan peserta didik dapat menyimpulkan bahwa dalam menyelesaikan tugas harus cepat tanggap karena saat bekerja dilapangan nantinya akan ada lebih banyak pekerjaan yang menumpuk, belajar fokus, meskipun melelahkan namun mereka merasa senang dan waktu tidak terasa berlalu begitu cepat. Selain itu, salah satu peserta didik juga menyampaikan mereka tidak merasa tertekan karena apabila ada kendala atau hambatan dapat meminta bantuan dengna guru model tanpa rasa takut atau canggung.




Rencana Tindak Lanjut

 

Berdasarkan hasil refleksi peserta didik yang telah dilakukan di atas, beberapa rencana tindak lanjut pada pertemuan berikutnya antara lain :

1.      Konsistem menerapkan program membaca secara berkala dan mempertahakan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.

2.      Membuar perencanaan menyesuaikan dengan kemampuan kognitif peserta didik, minat dan gaya belajar peserta didik dengan memberinya tawaran beberapa opsi namun kendali tetap dipegang oleh guru model sebagai fasilitator mempertimbangkan berbagai aspek.

3.      Menerapkan pembelajaran koneksi antar materi yang efektif namun tidak memberatkan peserta didik sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan nyaman.

4.      Mengambil tindakan dari bagaimana pemahaman peserta didik pada rencana tindak lanjut sebelumnya mengenai perbedaan setelah dibiasakan melakukan kegiatan literasi dengan kebiasaan tidak melakukan kegiatan literasi.

5.      Menjadi pendengar yang baik untuk seluruh peserta didik.

6.      Berfokus pada kualitas belajar dengan proses pembelajaran yang senantiasa menarik untuk itu perlu dilakukan sharing secara berkala dengan rekan PPL, guru maupun dengan para senior lainnya serta memperkaya pengetahuan memanfaatkan platform gawai.

7.      Mengimplementasikan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, disesuaikan dengan zamannya sehingga tidak lagi pembelajaran yang konvensional.

 


Monday, March 13, 2023

Pengukuran Pemahaman Belajar Peserta Didik (Assessment) Topik 5 - Silvia Ginta Kirana


TOPIK 5

MULAI DARI DIRI

PENGUKURAN PEMAHAMAN BELAJAR PESERTA DIDIK

Mata Kuliah       : Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan Pembelajarannya

Pengampu          : Dr. Beni Habibi, M.Pd

Nama                 : Silvia Ginta Kirana

NPM                  : 1922730158

Prodi                  : Pendidikan Ekonomi PPG Prajabatan Gelombang 2


1. Silahkan tuangkan rangkuman hasil sharing dan diskusi anda bersama pasangan menceritakan situasi pengalaman dan harapan situasi ujian!

Pernahkah anda stres di sekolah karena menghadapi ujian? 

Hal apa yang membuat anda stres ketik menghadapi ujian?

Jenis atau bentuk ujian seperti apa yang membuat anda stress?

Saat pengalaman ujian di sekolah, tidak jarang saya merasa tidak siap dalam mengikuti ujian hal itu saya rasakan apabila saat awal akan melaksanakan ujian karena saat awal biasanya saya belum bisa memahami tipe/jenis soal apa yang kemungkinan akan muncul, selain itu apabila soal dibuat dalam bentuk pilihan ganda namun multiple choice yang dibuat merupakan sinonim sehingga dapat dijadikan sebagai pengecoh jawaban akan mempersulit dalam memilih jawaban yang paling tepat.

Pernahkah anda merasa diap sekali menghadapi ujian di sekolah?

Hal apa yang membuat anda merasa sangat siap ketika menghadapi ujian?

Jenis atau bentuk ujian seperti apa yang membuat anda siap ujian?

Sedangkan apabila sudah dilaksanakan beberapa kali dengan tipe soal yang sama akan mempengaruhi kesiapan mental dalam menghadapi ujian. Cara untuk memahami tipe soal yang kemungkinan akan muncul maka seorang guru perlu memberikan kisi-kisi serta memperbanyak jenis latihan soal. Jenis atau bentuk ujian yang membuat saya siap yaitu bentuk uraian yang diberikan jawaban pemantik misalnya untuk menjelaskan, jika diminta untuk sebut dan jelaskan menurut saya terlalu berat apabila saya tidak begitu memahami isi materinya terlebih lagi harus menghafal point’ yang harus disebutkan. Namun jika diminta untuk menjelaskan saja maka saya dapat mengembangkan pemahaman saya berdasarkan teori yang saya peroleh selama pembelajaran dipadukan dengan penggunaan kalimat berdasarkan pemahaman sendiri.

Harapan

Jika anda sebagai siswa diberikan kesempatan untuk memilih ujian untuk menilai pemahaman diri atas materi yang sudah dirikan guru, maka :

Bentuk ujian seperti apa yang tidak membuat anda stres?

Kapan sebaiknya soal ujian tersebut diberikan kepada anda?

Bentuk ujian yang tidak membuat saya stres sejujurnya dalam bentuk uraian, namun memang apabila dilihat dari segi sudut pandang guru maka dalam melakukan asesmen akan membutuhkan waktu dan effort yang lebih. Apabila soal ujian dibuat dalam bentuk pilihan ganda, agar saya tidak merasa stres maka saya perlu memahami lebih lanjut mengenai kisi-kisi sebagai persiapan untuk mengerjakan ujian. Sebaiknya sebelum akan melaksanakan ujian maka dapat disampaikan terlebih dahulu kapan waktu pelaksanaan ujian, kemudian soal ujian dapat diberikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

2.    Tuliskan ekspektasi Anda setelah mempelajari topik ini!

Ekspektasi saya setelah mempelajari topik in tentu sesuai dengan tujuan pembelajaran pada topik 5 pengukuran pemahaman belajar peserta didik (assessment) mata pelajaran pemahaman tentang peserta didik dan pembelajarannya, diantaranya :

-          Mampu membuat rencana pengukuran yang dilakukan selama pembelajaran di sekolah

-          Mampu melakukan proses evaluasi diri dan refleksi sebagai salah satu alat pengukuran

-          Mampu menunjukkan ketrampilan observasi dan pedagogik


Wednesday, March 1, 2023

TOPIK 4 _PPDP_KAM_Silvia Ginta Kirana_1922730158

TOPIK 4

KONEKSI ANTAR MATERI

KERANGKA STRATEGI

Mata Kuliah       : Pemahaman Tentang Peserta Didik Dan Pembelajarannya

Pengampu          : Dr. Beni Habibi, M.Pd

Nama                 : Silvia Ginta Kirana

NPM                  : 1922730158

Prodi                  : Pendidikan Ekonomi PPG Prajabatan Gelombang 2


               Pembelajaran Berdiferensiasi(developmentally appropriate practice)

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.

Jika dikaitkan antara pembelajaran berdiferensiasi dengan pemahaman peserta didik dan pembelajarannya dan folosofi pendidikan Indonesia makan di dapatkan beberapa korelasi antara lain :

a.  Dalam mata kuliah pemahaman peserta didik dan pembelajarannya Terdapat teori perkembangan anak untuk menentukan karakteristik peserta didik yg dapat digunakan sebagai acuan strategi pembelajaran yg efektif dan berpihak pada peserta didik.

b.  Menurut Ki Hadjar Dewantara Pembelajaran harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman dari peserta didik. Ini menjadi salah satu dasar pendidikan Ki Hadjar Dewantara dalam mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia.

c. Setiap anak memiliki pribadi yang unik dimana ia membawa bakat, minat, kelebihan dan kekurangannya. Untuk mengetahui hal tersebut, pendidik dapat melakukan observasi profilling peserta didik yang dipelajari pada mata kuliah pemahaman peserta didik dan pembelajarannya


          Pengajaran Responsif Kultur (culturally responsive pedagogy)

Culturally responsive pedagogy adalah pendidikan yang menekankan pada keterkaitan antara pendidikan dan dimensi sosial budayanya. Pendidikan tanggap budaya adalah model pendidikan teoritis yang tidak hanya bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik, tetapi juga membantu siswa menerima dan memperkokoh identitas budayanya. Menurut Ladson-Billing (1995) terdapat tiga proposisi pendidikan tanggap budaya, yakni:

1)   Peserta didik mencapai kesuksesan akademis
2)   Peserta didik mampu mengembangkan, dan memiliki kompetensi budaya 
     (cultural competence) 
3)   Peserta didik membangun kesadaran kritis (critical consciousness)
     sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam merombak tatanan sosial yang tidak adil.

Koneksitas Pengajaran yang Responsif Kultur dengan Konteks Pendidikan

a.         Ditetapkannya batik sebagai salah satu seragam wajib

Batik adalah simbol kebudayaan asli milik Indonesia. Maka tak heran penggunaan batik dianjurkan pada setiap kegiatan penting, terlebih kain batik bisa dirancang untuk penggunaan sandang masyarakat. Dalam lingkungan sekolah, penggunaan seragam batik adalah bentuk pelestarian budaya sejak dini. Dengan penggunaan batik tersebut, harapannya para siswa akan selalu mengingat batik sebagai budaya Indonesia dan menumbuhkan kebanggaan dalam pemakaiannya. Walaupun mungkin bagi pelajar sudah diatur seragam resminya yang diatur negara, pakaian batik bisa menjadi selingan seragam dari biasanya.

b.    Adanya mata pelajaran muatan lokal (Mulok)

              Berdasarkan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014, mulok adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik terbentuk pemahamannya terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.

c.    Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

           Kegiatan kurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Pada P5 ini peserta diidk diharapkan mampu menampilkan karya yang mengusung budaya khas Indonesia. Pentingnya kearifan lokal dijadikan sebagai salah satu komponen dalam pendidikan guru di tanah air terkait dengan upaya untuk memperluas wawasan dan kompetensi budaya pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu, pemahaman guru yang benar mengenai berbagai dimensi kearifan lokal yang berkembang di tengah masyarakat membantu guru untuk mengapresiasi keragaman perspektif tersebut, bukan menjadikannya sebagai stereotip yang menyudutkan peserta didiknya.


Koneksitas Pengajaran yang Responsif Kultur Kehidupan sehari-hari

Kaitannya berdasarkan kehidupan sehari-hari, pendidikan tanggap budaya dapat terlihat dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gita dkk, 2021 pendidikan tanggap budaya di ruang kelas sangat diperlukan karena dengan adanya pendidikan tersebut bisa membuat karakter peserta didik menjadi semakin baik dan memberikan respon yang positif terhadap suatu perbedaan. Proses pengembangan pendidikan tanggap budaya berujuan agar terjadi kemajuan terhadap budaya Indonesia dan di satu sisi juga dapat mencapai tujuan pendidikan seperti mengembangkan perilaku terpuji yang sejalan dengan nilai budaya, menanamkan jiwa pemimpin serta berwawasan kebangsaan. Hal penting dari pendidikan tanggap budaya bagi adalah peserta didik mampu mengembangkan kompetensi budaya, membuat peserta didik memiliki pemahaman yang kritis, menghargai perbedaan serta karakter peserta didik juga akan semakin baik. Jika peserta didik merasa asing dari  budayanya maka dia kurang mengenal secara baik budaya milik bangsa dan tidak mengenal dirinya tersebut sebagai bagian dari anggota budaya bangsa (Jaenudin, 2010). Sangat diperlukan adanya budaya belajar yang bisa lebih memberdayakan siswa.

 

          Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level)

Teaching at right level (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan peserta didik. Teaching at right level (TaRL) dapat menjadi jawaban dari persoalan kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi dalam kelas. Teaching at the Right Level adalah salah satu semangat di merdeka belajar, dimana pengajaran pada peserta didik disesuaikan dengan tingkat capaian atau kemampuan awalnya. Guru melakukan asesmen terhadap level pembelajaran peserta didik, mengelompokkannya sesuai dengan yang memiliki tingkat capaian dan kemampuan yang serupa, dan memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dari level pembelajarannya tersebut, bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya. Mengajarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki peserta didik dan menelusuri kemajuannya. Strategi yang menggunakn prinsip Pengajaran Sesuai Level (teaching at the right level) sesuai mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif.

Jika dikaitkan dengan mata kuliah prinsip pembelajaran dan asesmen yang efektif 1 maka dapat ditarik benang merah sebagai berikut :

Pendekatan pembelajaran didasarkan pada tingkat kemampuan peserta didik sehingga membutuhkan asesmen yg efektif untuk mengukur kemampuan peserta didik. Dalam mata kuliah prinsip pengajaran dan asesmen efektif 1 terdapat dua bentuk asesmen yaitu asesmen sumatif dan formatif. Dalam asesmen formatif terdapat asesmen diagnosti yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi peserta didik sehingga dapat menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

 

 


MULAI DARI DIRI TOPIK 5 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI_SILVIA GINTA KIRANA_1922730158

MULAI DARI DIRI – TOPIK 5 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI   1.         Apa saja yang harus dievaluasi untuk pembelajaran berdiferensiasi?...