Hai teman - teman pada kesempatan kali ini kita akan berdiskusi bagaimana
Relevansi Perjalanan Pendidikan di Indonesia dari Perspektif Ki Hajar Dewantara
yang masih menjadi "Belenggu" belum "Memerdekakan Pendidikan Bangsa" dan Bagaimana?
Gambar 1. Potret Pendidikan Indonesia Sebelum Merdeka
Pada awalnya pendidikan di Indonesia ini ada pada masa pemerintah Belanda. Dimana tujuan awalnya hanya untuk kepentingan
material pemerintah Belanda dan pada pelaksanaannya dilaksanakan oleh pendeta
kristen kemudian ada instruksi yang menegaskan bahwa kepada pihak rakyat
hendaknya diberikan pengajaran membaca, menulis dan menghitung. Pada kenyataannya
hanya diberikan seperlunya saja dan hanya untuk mendidik orang orang yang
membantu dalam perusahan dagangnya. Jadi semata mata pendidkan saat ini hanya
untuk memperbesar perdagangan perdagangan belanda.
Zaman Napoleon Bonaparte pun jatuh kekuasaannya dan
pemerintah Nederland dibentuk kembali pada tahun 1816, diberlakukan peraturan peraturan dimana kita menyebutnya
undang-undang dasar yang disingkat RR tahun 1818 disebutkan pemeliharaan
pengajaran akan tetapi ternyata tidak pernah dilakukan. Kemudian R.R tahun 1854
Pasal 128 yang berisikan tentang gubernur jenderaldiperbolehkan mendirikan
sekolah namun ternyata pada pasal tersebut tidak dijelaskan secara tegas
mengenai keharusan dan kebutuhan, dan pada saat itu pula ada beberapa bupati
yang mendirikan sekolah kabupaten namun hanya diperuntukkan untuk pendidikan
calon pegawa negeri saja.
Kemudian dibuat peraturan Reglement Voor Het Indlans Onderwijs yaitu sekolah guru di Solo
yang kemudian pindah ke Magelang dan berpindah lagi ke Bandung pada tahun
1866. Setelah berdirinya sekolah guru
secara berangsur-angsur didirikan sekolah bumiputera,
dimana sekolah ini hanya terdiri dari 3 kelas. Pada sekolah bumiputera telah menerapkan 2 kurikulum yaitu mata
pelajaran wajib dan mata pelajaran tambahan. Mata pelajaran wajib terdiri dari pembelajaran membaca, menulis,
bahasa (daerah ataupun melayu) dan berhitung. Sedangkan mata pelajran tambahan terdiri dari pelajaran Geometri, Geografi,
Pecahan dan System Desimal. Raja Belanda bersedia menyediakan anggaran
pendidikan untuk bumiputera bertujuan
untuk mendidik calon pejabat serat. Setelah itu timbul cita-cita baru yang menginginkan perubahan radikal dengan
mendirikan organisasi Budi Utomo
pada tahun 1920 dan mendirikan sekolah Taman
Siswa pada tahun 1922. Melalui Sekolah Taman Siswa Ki Hajar Dewantara
memberikan pendidikan yang merata, tidak hanya akademis namun juga menanamkan
nilai moral ketimuran melalui organisasi modern.
Sehingga dapat disimpulkan pendidikan konsep Kurikulum merdeka sudah
ada sejak zaman kolonial sesuai konsep Ki Hajar Dewantara. Pendidikan zaman
kolonial menjadi langkah awal menuju kesadaran nasional, pada saat itu yang
bisa mengenyam pendidikan hanya orang-orang tertentu yang akan dijadikan calon
pegawai dan pembantu dimana pembelajarannya rakyat hanya
diajari membaca, menulis dan menghitung seperlunya dan hanya mendidik orang yang membantu dalam mendukung
usaha dagang mereka. Semua rakyat Indonesia berhak dan telah mendapatkan pendidikan meskipun
kualitas pendidikan belum merata, namun sekolah profesi sudah banyak di
Indonesia, dan pendidikan yang didapatkan oleh rakyat Indonesia menjadi bekal
untuk meraih cita-cita sesuai minat dan bakatnya. Pendidikan saat ini tidka
hanya menilai intelektual saja namun membentuk Karakter Pancasila dan
Berkebudayaan Indonesia. Untuk itu terdapat keinginan bangkit dari keterbatasan
dalam pendidikan, keinginan adanya merdeka belajar. Hingga saat ini,
pembelajaran paradigma baru masih relevan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara
untuk meraih impian MERDEKA.
Praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’ kemerdekaan peserta didik dalam
belajar dengan melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum kemerdekaan dan
sesudah kemerdekan yaitu :
Sebelum Kemerdekaan
|
Setelah Kemerdekaan
|
a. Pendidikan
hanya diberikan kepada kaum bangsawan
b. Rakyat hanya
diberikan pendidikan menulis, membaca dan menghitung seadanya
c. Kaum bangsawan
yang mendapatkan pendidikan nantinya akan mengajarkan ilmunya kembali kepada
rakyat Hindia Belanda d. Pemerintah
Hindia Belanda menyediakan sekolah profesi untuk memenuhi kebutuhan pada saat
itu yang hanya memerlukan guru dan dokter
e. Pelaksanaan
pendidikan berdasarkan kebutuhan pemerintah bukan kebutuhan masyarakatnya
f. Pendidikan
pada jaman Belanda beriorientasi dan hanya mementingkan pengajaran
intelektual
g. Pendidikan
pada jaman Belanda tidak memperhatikan tentang kebudayaan
|
a. Semua rakyat Indonesia berhak dan telah
mendapatkan pendidikan namun kualitas pendidikan belum merata antara
perkotaan dan pedalaman baik dari pendidik maupun fasilitas sarana dan
prasarana
b. Sekolah profesi sudah banyak di Indonesia, bisa
diraih secara bebas oleh rakyat Indonesia
c. Pendidikan yang didapatkan oleh rakyat Indonesia
menjadi bekal untuk menggapai cita - cita atau karir
d. Pemetaan jurusan di sekolah menengah seperti IPA,
IPS dan Bahasa untuk memetakan minat dan bakat peserta didik
e. Pendidikan saat ini tak hanya menilai intelektual
saja, membentuk karakter Pancasila dan berkebudayaan Indonesia
f. Terpusat pada Pendidik (Theacher Learning Center )
g.
Fokus pada
standar kompetensi minimum
|
Refleksi Diri
Pemahaman sebelum mempelajari Perjalanan Pendidikan
Nasional
|
Pemahaman setelah mempelajari Perjalanan Pendidikan
Nasional
|
1. Mengetahui/beranggapan
bahwa anak itu seperti kertas kosong, guru, orang tua, atau lingkungan yang
akan mengisi dan mewarnai anak tersebut.
2. Memiliki
asumsi bahwa semua anak sama, sehingga saya menuntut siswa harus dapat
menguasai materi pelajaran yang saya sampaikan dan tidak memperhatikan
kelebihan dan kekurangan anak.
3. Melakukan
proses pembelajaran belum sepenuhnya berpusat pada siswa, masih dominan teacher
centered.
4. Melakukan
proses belajar dengan hanya 1 model atau metode belajar, tidak ada variasi
model lain yang digunakan. Selama ini monoton dengan metode ceramah atau
tanya jawab saja, sehingga anak-anak lebih cepat bosan dan tidak semangat
belajar.
5. Meminta siswa
harus mengikuti semua instruksi pembelajaran dari guru, tanpa adanya ruang
tanya jawab ataupun masukan dari siswa. Jika melanggar langsung diberikan
hukuman.
|
1. Merubah
pemahaman bahwa anak seperti kertas buram, tinggal kita sebagai pendidik yang
menebalkan garis-garis yang baik dari kertas itu agar muncul dan terbentuk
karakter yang baik, sebab anak sesungguhnya sudah lahir membawa bakatnya
masing-masing. Kita berperan untuk menggali potensi yang ada pada diri siswa.
2. Merubah
asumsi, bahwa tiap anak berbeda, unik, dan memiliki potensi, bakat, dan
tingkat kecerdasan masing-masing. Sehingga saya tidak lagi menuntut anak
harus untuk dapat menguasai materi, tetapi lebih memaklumi apabila ada anak yang
belum atau kurang dalam memahami materi. Karena itu, dapat dilakukan dengan
bimbingan atau tutor sebaya oleh temannya.
3. Merancang
proses pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa, berorientasi pada
siswa dan tidak lagi sepenuhnya atau dominan peran guru dalam mengajar.
4. Merencanakan
model ataupun metode pembelajaran yang bervariasi, tidak monoton dengan
ceramah saja.
5. Membuka ruang
bagi anak-anak untuk menyampaikan pertanyaan, usulan, ataupun masukan
mengenai kegiatan belajar yang akan dilakukan ataupun dalam membuat
kesepakatan kelas. Mengakomodasi masukan yang sesuai, lalu diterapkan untuk
menciptakan kegiatan belajar yang lebih bermakna.
|
Lalu Bagaimana?
Salah satu upaya menjawab belenggu pendidikan Indonesia yaitu menyiapkan intelektualitas dan kompetensi diri serta menerapkan Kurikulum MERDEKA pada proses pembelajaran :
1. Memperhatikan Tema dan Tujuan Pembelajaran
Memperhatikan tujuan pembelajaran, Domain CP, dan Indikator
Capaian Pembelajaran.
2. Sarana dan Prasarana yang saya gunakan :
a. Komputer/laptop/smartphone,
d. Papan tulis, dan spidol.
3. Penerapan Nilai Pancasila
Melaksanakan kegiatan pembiasaan sebelum dan sesudah
berdoa dipimpin oleh peserta didik secara bergantian, membaca surat pendek,
menerapkan tes diagnosis non kognitif melalui pendekatan
4. Pengayaan untuk peserta didik
Melalui tes diagnosis kognitif untuk mengetahui kesiapan
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Mengadakan pre test atau quiziz
sebelum pembelajaran dimulai dengan mereview materi pertemuan sebelumnya.
5. Menyiapkan Materi Ajar
Menggunakan referensi buku, e-book, youtube, jurnal,
artikel, berita update dan terpecaya
6. Alat yang diperlukan :
a.
Lembar
kerja peserta didik atau lembar pengamatan
b.
Menyediakan
kertas HVS/buku catatan
7. Metode yang digunakan :
Discovery Learning dan Problem Based Learning melalui pendekatan ceramah,
diskusi dan presentasi Melakukan proses pembelajaran student center learning yang
berorientasi pada aktivitas dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Mulai saat ini, saya akan lebih banyak berperan sebagai fasilitator, motivator
yang menuntun peserta didik dalam kegiatan belajar agar pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan. Peserta didik menjadi lebih leluasa dan merdeka dalam melakukan
pembelajarannya. Menciptakan pembelajaran yang tidak menegangkan, menjadi
partner peserta didik.
8. Melakukan Asesmen
Asesmen Individu dan Asesmen Kelompok melalui jenis asesmen
tertulis maupun performa (presentasi).
9. Langkah yang harus dipersiapkan sebelum mengajar :
Membaca materi yang akan disampaikan, membuat presentasi
materi dalam bentuk power point dilengkapi dengan video atau gambar, menyiapkan
lembar kerja peserta didik dan mencetaknya untuk dibagikan kepada peserta
didik, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran,
dilakukan pemetaan dan diskusi belajar sehingga harapannya saya dapat
menjelaskan materi sesuai kesiapan dan kebutuah peserta didik. Pada pertengahan
pembelajaran diadakan game melalui metode pembelajaran snowball throwing, ice
breaking atau kahoot agar peserta didik tidak merasa jenuh dan kembali fokus
pada pembelajaran. Setelah diskusi memberikan kesempatan peserta didik untuk
menyampaikan materi hasil diskusi di depan kelas dan berlatih menanggapi
kelompok lain.
10. Refleksi diri
Pada akhir pembelajaran guru sebagai fasilitator
menyamakan persepsi dan mengambil kesimpulan bersama. Sebelum pembelajaran di
tutup, diadakan post test dan refleksi diri. Tujuannya untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman peserta didik pada pertemuan saat itu dan pembelajaran
seperti apa yang diharapkan peserta didik pada pertemuan berikutnya.
11. Do’a
Bersama-sama membaca do’a setelah pelajaran selesai dan
diberikan motivasi semangat belajar. Berterima kasih, memohon maaf kemudian
menutup pembelajaran dengan salam.
Yuk sharing, jangan lupa tinggalkan saran pada kolom komentar :)
Sekian, terima kasih..