Tugas 1 Artikel Lepas
PROFILING MANUSIA INDONESIA
REFORMASI KURIKULUM MERDEKA
diajukan untuk memenuhi tugas
Ulangan Tengah Semester Filosofi Pendidikan Indonesia
Dosen Pengampu : Hastin Budisiwi, M. Pd
disusun Oleh
Silvia Ginta Kirana (1922730158)
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM PENDIDIKAN EKONOMI PPG
PRAJABATAN
2023
Profiling Manusia Indonesia
Reformasi Kurikulum Merdeka
Oleh : Silvia Ginta Kirana
Kebhinekatunggalikaan
Manusia Indonesia terkenal akan karakteristik bangsa yang beragam.
Karakteristik manusia indonesia menjadi Identitas Nasional sebagai upaya reformasi
kurikulum merdeka. Pembelajaran paradigma baru metode pembelajaran teacher center learning saat ini bertransformasi
pada student center learning. Pembelajaran
menekankan pentingnya pemecahan masalah, terintegrasi, menyenangkan dan tidak
membosankan, melihat pada perkembangan karakteristik peserta didik yang disebut
Profil Manusia Indonesia.
Kata Kunci : Profil, Manusia Indonesia, Reformasi, Kurikulum Merdeka
PENDAHULUAN
Perjalanan
Pendidikan Indonesia
Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua besar
yaitu Benua Asia dan Benua Australia. Indonesia merupakan bagian dari Asia yang
menjadi tempat lahir dan berkembangnya agama-agama besar dan etika. Perkembangan
agama-agama besar adalah melalui jalur perdagangan, pernikahan, akulturasi
budaya dan melalui jalur pendidikan. Jalur pendidikan ini memegang peranan yang
cukup penting. Sebab, semula pendidikan Indonesia dikenal di pantai-pantai
sepanjang jalur perdagangan, akhirnya bisa berkembang luas hingga ke
pulau-pulau Indonesia bagian timur, misalnya perkembangan pendidikan melalui
dakwah islam. Ki Hajar Dewantara meupakan salah satu tokoh yang memiliki
filsafah kuat tentang pendidikan yang fenomenal dan mendapatkan pendidikan
Barat. Cara yang diterapkan di Lembaga Pendidikan Kolonial Belanda dalam
beberapa komponan pendidikan, sehingga melahirkan sistem pendidikan baru yang
merupakan kompromi antara sistem pendidikan kolonial dengan sistem pendidikan
tradisional.
Salah satu tujuan dari pendidikan di Indonesia, yaitu
terbentuknya generasi yang cerdas dan berkarakter. Namun, hal tersebut belum
diimbangi dengan sistem pendidikan yang tepat, sehingga saat ini masih banyak
terjadi permasalahan seperti terjadinya perundungan dan kekerasan dalam dunia
pendidikan, bahkan kecurangan juga
terjadi dalam dunia pendidikan (Edwin, 2921). Berpikir menjadi suatu
keutamaan bagi transformasi kehidupan seorang manusia secara internal yang berhubungan
dengan refleksi dirim sedangkan eksternal menyangkut bagaimana hubungan dengan
pihak luar diri. Dalam konteks tersebut, pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai
pendidikan awal mulanya adalah upaya berpikir guna menyiasati terujudnya
kehidupan yang bernilai bermanka, bersahaja, dan bermartabat atau disebut
dengan pendidikan yang berkarakter (Subandi, 2017).
Reformasi
Metode pendidikan yang cocok dengan karakter dan budaya
orang Indonesia adalah tidak memaksakan, orang indonesi atermasuk ke dalam
bangsa timur, atau bangsa yang hidup berupa kehalusan rasa, hidup penuh dengan
kasih sayang, cinta akan kedamaian, ketertiban, kejujuran, dan sopan dalam
tutur kata.
Strategi pendidikan paradigma baru berdasarkan pemikiran
Ki Hajar Dewantara yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk berpendapat
membangun pemahamannya sendiri, membuat kesepakatan kelas atas dasar harapan
dari peserta didik kemudian disimpulkan dan disepakatai bersama antara guru dan
peserta didik, guru bersikap demokratis, jangan menganggap peserta didik
sebagai kertas kosong, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, membuat perencanaan
pembelajaran yang up to date, menciptakan
suasana belajar yang nyaman.
Pendidikan hanya suatu “tuntunan dalam hidup dan tumbuhnya
anak-anak kita, artinya hidup tumbuhnya anak di luar kehendak kita sebagai kaum
pendidik. Walau hanya dapat “MENUNTUN” akan tetapi pendidikan memiliki faedah
yang sangat besar terhadap hisup tumbuhnya anak-anak. Pendidikan yang berpihak
pada murid merupakan pendidikan yang sesuai konteks diri murid dan sosial
budaya di daerah asal. Pendidikan disesuaikan dengan kodrat alam dan zaman.
Tujuan utama yang ingin dicapai Ki Hajar Dewantara dari
pendidikan adalah terbentuknya generasi bangsa Indonesia yang mandiri, penuh
daya kreasi dan berbudi pekerti mulia. Namun beliau menyadari, jika pendidikan
yang mengedepankan budi pekerti tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah saja
tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat dan keluarga. Hal itu kemudian
membuatnya memiliki gagasan untuk membuat konsep pendidikan. Konsep pendidikan
yang dilaksanakan Ki Hajar Dewantara itu diberi nama “Tri Pusat Pendidikan”,
yaitu suatu pelaksanaan pendidikan dengan melibatkan alam keluarga, alam
perguruan dan alam masyarakat untuk membentuk manusia-manusia yang unggul,
berbudi pekerti dan cerdas (Edwin, 2021).
Kurikulum
Merdeka
Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan harus
memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik pada stuan pendidikan dalam
kondisi khusus. Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan dapat menggunakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik dan harus
memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik di satuan pendidikan dalam
rangka pemulihan pembelajaran. Maka satuan pendidikan diberikan opsi dalam
melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta
didik.
Kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran
intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru
memiliki keleluasaan untuk membuat modul ajar sehingga pembelajaran dapat
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Berbagai studi
nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami
krisis pembelajaran (learning crisis)
yang cukup lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa banyak dari anak-anak
Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep
matematika dasar. Temuan itu juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang
curam di antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Keadaan ini kemudian
semakin parah akibat merebaknya pancemi Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan
berbagai tantangan tersebut, maka kita memerlukan perubahan yang sistemik,
salah satunya melalui kurikulum. Namun kurikulum merdeka ini menjadi sebuah
opsi, karena perubahan kerangka kurikulum tentu menuntut adaptasi oleh semua
elemen sistem pendidikan. Oleh karena itu, kemendikbudristek memberikan opsi
kurikulum sebagai salah satu upaya manajemen perubahan. Perubahan sistemik tersebut
tentu tidak bisa terjadi dalam sekejap. Tahap demi tahap perubahan kurikulum
harapannya dapat memberi waktu yang memadai bagi seluruh elemen kunci sehingga
fondasi untuk transformasi pendidikan kita dapat tertanam kukuh.
Profiling
Manusia Indonesia
Keragaman merupakan pengalaman manusia di dunia in
iterutama di era global ini. Bagi orang-orang Indonesia, keragaman atau
kebhinekaan merupakan salah satu struktur hakiki atau karakter keindonesiaannya
yang sangat khas. Keragaman (kebhinekaan) itu merupakan pengalaman yang secara
hakiki membentuk identitas keindonesiaan sejak Indonesia belum diakui sebagai
Negara.
Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang
khas dan menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia. Beragam dalam hal
pengalaman hidup, latar belakang, etnik, perkembangan sosio-emosional,
perkembangan sosial, status sosial, perkembangan kognitif, motivasi dan minat,
gaya belajar, budaya, bahasa, ras, suku, kepercayaan, tradisi dan berbagai
ungkapan simbolik. Dengan kata lain, profiling manusia Indonesia merupakan
nilai kemanusiaan Indonesia yang menjadi identitas bangsa dan budaya Indonesia.
Pelajar Pancasila
Identitas manusia Indonesia sebagai manusia Pancasila,
dimana Pancasila sebagai landasan filosofis memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur
bangsa rasa – perasanaan sebagai bangsa dan nilai – nilai hidup berbangsa. Hal
ini menjadikan manusia Indonesia kaya akan nilai - nilai luhur yang hidup dalam
kebiasaan, menjadi nafas dalam setiap langkah manusia Indonesia. Nilai-nilai
luhur yang bersumber dari Pancasila inilah yang dijadikan akar dari pendidikan
karakter sehingga ditanamkan kuat-kuat dalam pendidikan nasional, proses
belajar untuk peserta didik. Identitas manusia Indonesia merupakan landasan dari
pendidikan transformatif masyarakat Indonesia. Pendidikan transformatif terdiri
menyatukan dan mentransfornasi masyarakat dengan nilai-nilai luhur dalam
keberagaman di Indonesia sebagai tujuan pendidikan nasional.
Dalam paradigma ini, kekayaan hidup dan dialog yang
terjadi di dalam masyarakat menjadi titik tolak perkembangan masyarakat itu
sendiri. Kearifan lokal atau nilai – nilai religius lokal menjadi titik tolak
pendorong pendidikan transformatif masyarakat. Paradigma transformatif
masyarakat berdialog menjadi dasar untuk mengembangkan pendidikan transformatif
yang menyatukan dan metransformasi masyarakat dalam konteks keragaman seperti
Indonesia.
PEMBAHASAN
PROFILING
X MPLB 2 SMK N 1 DUKUHTURI
Setiap peserta didik memiliki profil yang berbeda-beda. Hal
tersebut tidak lain dengan profiling peserta didik di MPLB 2. Pemahaman
karakteristik peserta didik dapat dilihat dari latar belakang etnik, cultural,
status sosial, minat, gaya belajar, motivasi, kemampuan awal, perkembangan kognitif, perkembangan sosio-emosional,
maupun perkembangan sosial. X MPLB 2 ini
terdiri dari 36 peserta didik berjenis kelamin perempuan, dengan rata-rata
rentang usia 16-17 tahun. Meskipun secara usia memiliki rentang usia tidak
begitu jauh berbeda, namun memiliki profiling masing – masing sebagai berikut :
1.
Etnik
dan Cultural
Terdapat
satu peserta didik berasal dari suku yang berbeda yaitu Suku Minang bernama
Salma Khairunnisa. Sedangkan peserta didik lainnya berasal dari suku yang sama
yaitu Suku Jawa. Apabila dilihat dari segi culturalnya, seluruh peserta didik X
MPLB 2 ini menganut kepercayaan agama yang sama yaitu agama islam.
2.
Status
sosial
Dilihat
dari status sosial latar belakang ekonominya, X MPLB 2 tergolong dalam status
sosial ekonomi level tengah atau mampu, karena secara sarana dan prasarana
untuk menunjang pembelajaran dapat terpenuhi dengan baik. Seperti handphone,
laptop, sepeda roda dua bahkan sepeda motor untuk berangkat ke sekolah. Latar
belakang pekerjaan orang tuanya ada yang berprofesi sebagai guru, wiraswasta,
PNS, wirausaha, pekerja buruh serta tidak sedikit yang menjadi ibu rumah
tangga.
3.
Motivasi
dan Gaya Belajar
Meskipun
secara status sosial telah memiliki kecukupan yang baik, namun peserta didik
kelas X MPLB 2 ini cenderung pasif, lebih menyukai penugasan text book, dan
tidak menyukai gaya belajar persentasi. Terlebih apabila persentasi secara
individu seperti sebuah tantangan yang sangat berat menurut mereka.
4.
Kemampuan
awal dan Perkembangan kognitif
Untuk
memanfaatkan waktu luang pada saat pergantian jam pelajaran, peserta didik
mempersiapkan diri dengan membuka materi terlebih dahulu sehingga memiliki
kemampuan awal yang baik, meskipun ada sebagian peserta didik lainnya yang
menunggu guru dengan bermain handphone atau berias diri. Secara perkembangan
kognitif mereka memiliki tingkat pemahaman dalam menangkap materi secara baik,
namun memiliki kepercayaan diri yang kurang dalam menyampaikan pendapatnya..
5.
Perkembangan
sosio-emosional
Secara
perkembangan emosional peserta didik kelas X MPLB mayoritas mudah jenuh, masih
labil, sehingga pembawaan seorang guru dalam kelas ini sangat bergantung pada
perkembangan emosional peserta didik. Untuk itu guru perlu menyiapkan
perencanaan pembelajaran menyenangkan yang untuk menciptakan perkembangan
emosional positif.
6.
Perkembangan
bahasa
Secara
perkembangan bahasa sebagian besar peserta diidk memiliki perkembangan bahasa
yang baik dalam berkomunikasi keseharian dengan teman sebaya meggunakan bahasa
daerah, sedangkan dalam pembelajaran di kelas menggunakan baha indonesia.
Dilihat pada saat persentasi sebagian besar perkembangan bahasa XPLB kurang
baik karena cendrung pasif saat diberikan sebuah pertanyaan secara lisan.
REFORMASI
KURIKULUM MERDEKA SMK N 1 DUKUHTURI
Untuk mengatasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) diperlukan kebijakan
pemulihan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu terkait dengan implementasi
kurikulum oleh satuan pendidikan, maka satuan pendidikan diberikan opsi dalam
melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran bagi peserta
didik. Salah satu opsi kurikulum tersebut adalah Kurikulum Merdeka yang saat
ini sedang di implementasikan oleh SMKN N 1 Dukuhturi kelas X. Reformasi ini
terjadi untuk mengatasi ketertinggalan pembelajaran, dari kurikulum sebelumnya
ke kurikulum merdeka. Kurikulum menentukan
materi yang diajarkan di kelas serta mempengaruhi kecepatan da nmetode mengajar
yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didiknya. Untuk itu
kemendikbudristek mengembangkan kurikulum merdeka sebagai bagian penting dalam
upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama Indonesia alami. Kemenristekdikbud
melakukan reformasi sistem evaluasi pendidikan, menata sistem rekrutmen dan
pelatihan guru, menyelasraskan pendidikan vokasi dengan dunia kerja,
mendampingi dinas-dinas pendidikan dan melakukan penguatan anggaran dan
kelembagaan. SMK N 1 Dukuhturi ingin menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang
aman, inklusif dan menyenangkan.
Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka SMK
N 1 Dukuhturi ialah penyelenggaraan pembelajaran yang inklusif. Artinya satuan
pendidikan mampu menyelenggarakan iklim pembelajaran yang menerima dan
menghargai perbedaan, baik perbedaan sosial, budaya, agama, dan suku bangsa. Dalam
kurikulum, inklusi dapat tercermin melalui penerapan profil pelajar Pancasila,
misalnya dari dimensi kebhinekaan global dan akhlak kepada sesama serta dari
pembelajaran berbasis projek (project
based learning).
SMK N 1 Dukuhturi menghimbau dalam penerapan Kurikulum Merdeka perlu dukungan dari orang tua. Dengan demikian orang tua bisa menjadi teman dan pendamping belajar bagi anak. Kurikulum Merdeka dapat terus diterapkan secara berkelanjutan melalui tiga hal. Pertana regulasi yang fundamental, kedua dari sisi asesmen, kegita dukungan publik. Bentuk struktur kurikulum merdeka terdiri dai kegiatan intrakurikuler projek penguatan profil pelajar Pancasila dan ekstrakurikuler. Tidak ada perubahan total jam pelajaran, hanya saja jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan untuk 2 kegiatan pembelajaran : 1. Pembelajaran intrakulikuler dan 2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila. Jadi, jika dihitung JP kegiatan belajar rutin di kelas (intrakurikuler) saja, memang seolah-olah JPnya berkurang dibandingkan dengan Kurikulum 2013. Namun, selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk projek penguatan profil Pelajar Pancasila. Guru SMK N 1 Dukuhturi dapat menambah muatan lokal tambahan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dengan mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain, dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila, atau dengan mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler.
KESIMPULAN
Semula pendidikan Indonesia dikenal di pantai-pantai
sepanjang jalur perdagangan, akhirnya bisa berkembang luas hingga ke
pulau-pulau Indonesia bagian timur. Salah satu tujuan dari pendidikan di
Indonesia, yaitu terbentuknya generasi yang cerdas dan berkarakter. Namun, hal tersebut belum
diimbangi dengan sistem pendidikan yang tepat, sehingga saat ini masih banyak
terjadi permasalahan seperti terjadinya perundungan dan kekerasan dalam dunia
pendidikan. Metode pendidikan yang cocok dengan karakter dan budaya orang
Indonesia adalah tidak memaksakan, orang indonesi atermasuk ke dalam bangsa
timur, atau bangsa yang hidup berupa kehalusan rasa, hidup penuh dengan kasih
sayang, cinta akan kedamaian, ketertiban, kejujuran, dan sopan dalam tutur kata.
Strategi pendidikan paradigma baru berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara
yaitu memberikan kesempatan peserta didik untuk berpendapat membangun
pemahamannya sendiri, membuat kesepakatan kelas atas dasar harapan dari peserta
didik kemudian disimpulkan dan disepakatai bersama antara guru dan peserta
didik, guru bersikap demokratis, jangan menganggap peserta didik sebagai kertas
kosong, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, membuat perencanaan pembelajaran
yang up to date, menciptakan suasana
belajar yang nyaman. Oleh karena itu, kemendikbudristek memberikan opsi
kurikulum sebagai salah satu upaya manajemen perubahan yaitu melalui Kurikulum
Merdeka.
Profiling manusia Indonesia merupakan nilai kemanusiaan
Indonesia yang menjadi identitas bangsa dan budaya Indonesia. Profiling manusia
Indoneisa X MPLB 2 dapat dilihat dari nilai – nilai luhur yang bersumber dari
Pancasila yang memiliki semboyan Kebhinekatunggalikaan. Kebhinekatunggalikaan
tersebut dilihat dari berbagai aspek etnik dan cultural, status sosial,
perkembangan sosio-emosional, perkembangan sosial, motivasi dan gaya belajar, perkembangan
kognitif dan kemampuan awal, dan perkembangan bahasa untuk mencapai tujuan
pembelajaran nasional melalui Reformasi Kurikulum Merdeka. Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka SMK N 1
Dukuhturi ialah penyelenggaraan pembelajaran yang inklusif. Dalam kurikulum,
inklusi dapat tercermin melalui penerapan profil pelajar Pancasila, misalnya
dari dimensi kebhinekaan global dan akhlak kepada sesama serta dari pembelajaran
berbasis projek (project based learning).
Kurikulum Merdeka dapat terus diterapkan secara berkelanjutan melalui tiga hal.
Pertama regulasi yang fundamental, kedua dari sisi asesmen, ketiga dukungan
publik. Guru SMK N 1 Dukuhturi dapat menambah muatan lokal tambahan sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik X MPLB 2
DAFTAR
PUSTAKA
Edwin Firmansyah, Zubaidah Nasuha, Suci Muzfirah. 2021.
Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Relevansinya dengan Pendidikan
Madrasah Ibtidaiyah. Yogyakarta : Jurnal Ilmiah Pendidikan MI/SD Vol. 6 No. 2
2021
Subandi, S. (2017). Menderadikalisasi Faham Radikal
Melalui Pendidikan Multikultural dan Karakter Lokal di Lampung. FIKRI: Jurnal
Kajian Agama, 2(2), 457-484.
Tugas 2 pada LMS Manusia Indonesia bagi Saya
Mata Pelajaran : Filosofi Pendidikan Indonesia
Dosen Pengampu : Hastin Budisiwi, M. Pd
disusun Oleh : Silvia Ginta Kirana
NPM : 1922730158
Jurusan : Ekonomi PPG Prajabatan Gelombang 2
Tanda dan Simbol, Proses Pembelajaran
tentang Penghargaan dan Penghayatan
terhadap Kebhinekatunggalikaan SMK N 1 Dukuhturi
Manusia Indonesia terkenal dengan simbol kebhinekatunggalikaan dimana manusia Indonesia kaya akan keragaman ras, suku, budaya kepercayaan dan bahasa namun tetap satu jua. Pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan berdasar observasi saya di SMK N 1 Dukuhturi yaitu menjunjung tinggi nilai toleransi adanya perbedaan agama, salah satunya dalam kelas X MPLB 2 yang memiliki semangat jiwa persatuan, tidak membedakan agama minoritas, latar belakang keluarga, budaya dan sosial ekonomi keluarga.
Selain itu berdasarkan hasil pengamatan yaitu adanya komponen pendukung antara unsuk biotik dengan unsur abiotik terhadap kebhinekatunggalikaan tersedianya pamflet no bullying, tidak melakukan perundungna, adanya peran guru dalam pembelajaran untuk membuat kesepakatan kelas serta adanya simbol burung garuda pada setiap ruangan sebagai wujud penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan.
Implementasi nilai-nilai Pancasila SMK N 1 Dukuhturi
Menguatkan Identitas Manusia Indonesia
Sila Pertama :
Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Berdo'a sebelum dan setelah pelajaran
2. Berdo'a ketika mendengar adzan, mengucapkan salam ketika masuk ruangan, menjalankan kewajiban umat beragama
3. Saling menghormati sesama umat beragama
4. Tidak mengganggu teman yang sedang beribadah
5. Bersikap toleransi atas perbedaan keyakinan.
Sila Kedua :
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
1. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban asasi setiap manusia
2. Tidak semena-mena terhadap sesama
3. Solid, saling menolong
4. Dapat memerhatikan guru dengan baik selama pembelajaran berlangsung
5. Tidak membuat pertikaian
6. Mendengar dan menghargai pendapat saat berdiskusi dalam kelas.
Sila Ketiga :
Persatuan Indonesia
1. Adanya jiwa nasionalisme yang tinggi menjunjung nilai luhur Pahlawan Bangsa Indonesia mengikuti kegiatan upacara dengan hikmat
2. Saling menyapa, menerapkan 5S
3. Memiliki kerja tim yang baik.
Sila Keempat :
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
1. Adanya musyawarah yang baik dalam pembuatan kesepakatan kelas
2. Menyampaikan pendapat di kelas dengan baik.
Sila Kelima :
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Bekerja sama menciptakan suasana kelas yang nyaman
2. Bersikap adil terhadap sesama.